Anak Sastra "Stupid"?

by - 23.44.00



Hai, hai, hai!!!! Akhirnya gue bisa kembali lagi dalam dunia blog setelah seminggu lamanya menghadapi pertarungan melawan UTS. Fyuhh....AKHIRNYA BEBAS BHAHAHAHA!!!!! Tapi..... Remedial masih menanti :'(

Yaudahlah ya, engga usah mikirin remed yang penting nge-blog dulu ajaa.... Kali ini gue mau ngeluarin semua unek-unek gue terhadap opini masyarakat tentang "ANAK SASTRA". Sebenernya unek-unek gue udah meledak dari beberapa minggu yang lalu. Tepatnya saat gue berada ditempat les.

Percakapan ini hanya terlibat temen-temen les gue. Gue hanya bisa terdiam karena gue orangnya sabar #AZEK. Namanya sengaja gue samarkan karena demi ketenangan bangsa dan negara (Apaansihwkwk).
Si Jangkung : " Yahh, anak ipa sih lo, kayak gue dong anak ips. Bisa tenang...."
Si Endut : "Ohh lo anak ips. Kalo anak sastra mah bego..."
Gue lupa mereka lagi ngomongin tentang apa tapi, yang pasti Si Endut bilang bahwa "anak sastra mah bego". Ada dua pernyataan yang mebuat gue sakit ati. Yang pertama, gue ips tapi engga se santai yang lo kira. Meski IPS engga banyak rumus-rumus tapi, buanyak tulisannn >,< otak gue kan engga bisa menampung banyak-banyak. Mungkin kalo disamakan dengan flashdisk, mungkin otak gue berkapasitas 2 GB atau bahkan 2 Mb. Anyayyy....nampung apaan gue -_-

Dan pernyataan yang kedua yang membuat gue sakit ati adalah "...Kalo anak sastra mah bego..." Hmm.... gini ya gue emang bukan anak sastra tapi calon anak sastra. Gue kesinggung lah dengan omongan macam itu. Dan banyak masyarakat yang berpendapat bahwa anak sastra itu madesu (masa depan suram), kalo kuliahnya nyantai, dan anak-anaknya stupid-stupid. Sastra itu kan berhubungan dengan bahasa ya, Nah, kalo kalian pinter matematika, fisika, ekonomi, dan sebagainya tapi kalian engga bisa bahasa, terus kalian cara ngomongnya gimana? cara mengerti matematika, fisika, ekonominya tuh gimana tanpa bahasa? kalo kalian masih menganggap anak sastra itu stupid, sekarang gue tanya nilai ujian Bahasa Indonesia kalian berapa?

Saking sebelnya, gue curhat sama Ayahanda tercinta. Gue bersyukur banget punya orang tua yang selalu mensupport gue dalam keadaan apapun. Mereka selalu mendukung keputusan yang gue ambil selama itu baik buat gue dan semuanya. Termasuk keputusan buat melanjutkan kuliah dengan jurusan sastra jepang. Awal-awalnya emang Emak gue kurang setuju kalo gue ngambil sastra Jepang sedangkan Bapa gue mah setuju aja. Tapi, seiring waktu berjalan, Emak akhirnya luluh juga. Karena beliau tau passion gue ya di sastra terutama Jepang.

Nah, kalo lagi di motor dalam perjalan pulang atau pergi kemana-mana, biasanya gue suka curhat sama emak atau bapa tentang my future husband. Wanjayy.... kagalah maksud gue tentang masa depan gue. Beberapa minggu yang lalu, gue berkesempatan buat curhat dengan Ayahanda tercinta.
Ayahanda : "Kak, dikit lagi kan kelas 3, kamu udah yakin kalo mau ambil sastra jepang?"
Gue : "Masih bingung, yah...  Soalnya kakak (Read : gue) juga mau Psikologi. Tapi, kira-kira kakak bisa engga sastra Jepang?"
Ayahanda : "Pasti bisa, kak. Lebih baik kakak ambil sastra Jepang. Soalnya kakak kan suka Jepang. Disekolah juga nilai bahasa jepangnya juga bagus. Kamu pasti bisa cepet ngikutin pelajarannya. Nih, ya apa pun yang dilakukan dengan didasari kesenangan, pasti hasilnya bakal bagus."
Gue : "Tapi, yah....masa temen kakak bilang kalo anak sastra itu bego. Yaa, bilangnya sih engga ke kakak langsung. Dia lagi ngobrol sama temennya."
Ayahanda : "Siapa bilang sastra itu bego? sastra itu bagus. Bisa kerja dimana-mana. Nah, sekarang kalo ada 2 orang yang lagi jalan bersama. Orang yang satu pinter fisika, yang satu lagi pinter bahasa. Mereka berdua ketemu sama turis asing. Turisnya mau tanya jalan. Nah, dalam kondisi seperti itu mana yang lebih keliatan pinter? Orang yang pinter bahasa, kan?"
 Dengan ucapan seperti itu, gue pun makin matap buat ngambil sastra jepang. Daddy, Mommy, you are the best! :)

Nah, kesimpulanya semua pelajaran itu bermanfaat buat kita semua. Untuk jurusan kuliah, semua jurusan kuliah itu bagus dan engga ada yang mudah. Jangan menganggap remeh semua pelajaran. Dan, perlu kalian ketahui bahwa jurusan IPS itu juga engga sesantai yang kalian pikirkan, gengs :( Kami, para ips juga dipusingkan dengan beribu-ribu tugas, apalan, dan hitungan pajak, inflasi, angka kelahiran & kematian penduduk, dan sebagainya. Serta kurva-kurva yang berbagai macam bentuk. Tolong hargai kami yang anak ips. IPS itu engga seburuk dan sebodoh yang kalian pikirkan. Begitu pula sastra atau bahasa.  Gue yakin, anak bahasa di SMA atau Perkuliahan pasti dipusingkan dengan berbagai bahasa, belum lagi jika mereka yang belajar bahasa arab, mandarin, jepang, korea yang memiliki tulisan dengan huruf yang sulit dimengerti. Tapi, yakinlah bahwa semua kesulitan itu pasti akan berbuah manis di masa depan nanti.

Bagi kalian yang mau ambil jurusan sastra atau udah ngambil sastra, engga perlu takut dengan masa depan kalian, engga usah mikirin besok setelah lulus bisa dapet kerjaan atau engga. Jurusan sastra itu banyak lahan kerjanya. Kalian bisa kerja di perusahaan asing yang gajinya bejimbun, di editor majalah, buku, komik negara asing, jadi translator, atau kerja di Kedutaan Besar. Apalagi dengan adanya MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN yang dimulai 2016 ini, menuntut masyarakat untuk bisa berbahasa asing terutama Inggris.
 
Yang terakhir, gue punya sedikit info nih buat kalian yang akan menyadari tentang pentingnya belajar bahasa. Dan, sampai jumpaaa ^^

https://igcdn-photos-e-a.akamaihd.net/hphotos-ak-xaf1/t51.2885-15/e35/12797998_1129480570419084_1956669598_n.jpg

https://igcdn-photos-a-a.akamaihd.net/hphotos-ak-xtp1/t51.2885-15/e35/12328266_202435720131448_367968652_n.jpg

You May Also Like

2 komentar

  1. hai, saya suka tulisan kamu nih, eh masih sekolah ya? Sedih ya kalau ada yang bilang sastra itu nomer sekian, sama.
    Saya mau menjelaskan sedikit nih, mengapa kok jurusan IPA itu nomer 1, IPS nomer 2 dan sastra nomer kesekian. Hal itu karena kita sering merangking sesuatu berdasarkan kebutuhan industri. pola pikir kebanyakan dari kita udah dibentuk oleh paham kapitalis. Ya gitu, dikit-dikit bicara keuntungan yang bakal didapet atau gaji yang bakalan diterima kalo kerja di bidang tersebut.
    Apalagi bidang industri lebih membutuhkan orang yang lebih handal di dalam pelajaran matematika dan sains. Sehingga, pelajaran matematika dan sains menempati tingkat paling tinggi dalam hierarki mata pelajaran. Pada akhirnya, yang paling dibutuhkan dalam dunia industri ya orang yang berkecimpung dibidang ini. Baru deh bahasa, kemudian seni. Gitu.
    padahal kan bisa saja kita berkolaborasi dan stop mengunggulkan salah satu pihak yang layak menjadi terbaik :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai, juga kak :D aaa, makasih banyak kak atas pujiannya dan telah membaca artikel ini. Iyaa, saya masih sekolah jadi harap maklum bahasa saya rada gimana gitu hehehe....
      Nah, benar sekali kak, padahal semua bidang ipa, ips maupun bahasa bisa saling berkolaborasi :)

      Hapus

Monggo di komen dan share artikelnya, sist, gan. Thanks udah mampir yaa ^^